Untuk membendakan kata kerja atau kata sifat, salah satu caranya adalah dengan menggunakan partikel no. Sebelumnya, saya akan membantu mengingat kegunaan partikel no yang menunjukkan kepunyaan. Perhatikan contoh di bawah ini!
  • Watashi no : Punyaku
  • Anata no : Punya kamu
  • Andi no : Punya Andi
  • Amerika no : Punya Amerika / yg berasal dari Amerika.
  • Indonesia no : Punya Indonesia / yg berasal dari Indonesia.
Selain bisa di letakkan setelah kata benda atau nama tempat, partikel no juga bisa di letakkan setelah kata sifat untuk menyatakan benda “yang punya sifat.
Contoh :
  • Shiroi no => Yang (berwarna) putih
  • Akai no => Yang (berwarna) merah
  • Sugoi no => Yang hebat
  • Wakai no => Yang muda
  • Kawaii no => Yang cantik
Untuk kata sifat -na, partikel no(の) di letakkan setelah na(な) untuk “membendakan” kata sifat -na.
Contoh :
  • Shizuka na no=> Yang (bersifat) tenang
  • Kirei na no => Yang cantik
  • Suki na no => Yang di sukai
  • Kirai na no => Yang di benci
  • Nigiyaka na no => Yang ramai
Perhatikan perbedaan dan kesamaan dua contoh kalimat di bawah ini!
  • 1.静かな部屋が、アリスの部屋だ。=> shizuka na heya, ga arisu no heya da.
    Arti : ruangan yang tenang adalah ruangan Aris.
  • 2.静かなのが、アリスの部屋だ。=> shizuka na no, ga arisu no heya da.
    Arti : Yang tenang, adalah ruangan Aris.

Selain untuk menyatakan asal dan kepunyaan maupun “membendakan” kata sifat; partikel no juga bisa di gunakan untuk membendakan kata kerja.

Contoh kalimat:

  • 白いのは、かわいいです。=> Shiroi no, kawaii desu.
    Arti : Yang berwarna putih, (terlihat) lucu / imut.
  • 授業に行くのを忘れた。=> Jugyou ni iku no wasureta.
    Arti : Lupa pergi (kegiatan) ke kelas (kegiatan belajar).
  • 白い物は、かわいいです。=> ii-mono wa, kawaii desu
    Arti : Yang berwarna putih, (terlihat) lucu / imut
  • 授業に行くことを忘れた。=> Jugyou ni iku koto o wasureta.
    Arti : Lupa (kegiatan) pergi ke kelas (kegiatan belajar).
Pada contoh di atas, ada contoh selain contoh cara penggunaan partikel no. Makna partikel no tidak terlalu spesifik di bandingkan dengan koto dan mono pada contoh nomor 3 dan 4. Mono (物) di gunakan untuk menunjukkan benda. Sedangkan koto(こと) bisa untuk menunjukkan kegiatan atau tindakan.
Anggap saja kalian sudah paham 3 cara sebelumnya. Sekarang-lanjut ke penggunaan “kata (かた)”. Mari kita langsung lihat contohnya.
  • Tabe-kata => Cara makan.
  • Nomi-kata => Cara minum.

Perhatikan contoh di atas. Tabe-kata berasal dari kata tabe-ru yg di jadikan akar kata kerja. Begitu juga dengan nomi-kata yg berasal dari kata nomu.

Cara lain membendakan kata sifat
Cara lain untuk membendakan kata sifat adalah dengan mengganti i terakhir pada Kata Sifat -i dengan akhiran -sa. Tapi, ini maknanya berbeda dengan saat kita menggunakan partikel -no. Untuk lebih jelasnya, kalian bisa melihat di bawah ini.

  1. Taka-i {tinggi} => Taka-sa {Ketinggian / tingginya}
  2. Hiro-i {luas} => Hiro-sa {Luasnya / Luas}
  3. Yasashi-i {ramah / mudah} => Yasashi-sa {keramahan / kemudahan}
  4. Naga-i {panjang} => Naga-sa {Panjangnya}
  5. Oishi-i {enak} =>  Oishi-sa (Enaknya)

Akhiran -sa bisa di tambahkan pada beberapa kata sifat -na. Walaupun begitu, tidak semua kata sifat -na bisa menerima akhiran -sa. Beberapa kelompok kata sifat -na yang tidak bisa menerima akhiran -sa adalah kata sifat -na yang memiliki kesamaan dengan kata kerja atau ciri tertentu seperti akhiran teki atau semacamnya. Contoh kata sifat -na yang bisa dibendakan, yaitu :

  • Taisetsu {Penting} => Taisetsu-sa {pentingnya}
  • Taihen {sulit / berat (masalah)} => Taihen-sa {sulitnya / beratnya}

Contoh kalimat :

  • Ranpun no hiro-sa wa 35,376 heehoo kiro meetoru desu. => ランプンの広さは35,376 Km2です。
    Arti : Luas Lampung adalah 35,376 Km2
  • Ani-san wa, rendan no oishi-sa o wasuremasen. => アニさんはレンダンの美味しさを忘れません。
    Arti : Ani tidak bisa melupakan enaknya rendang.

Sekian pembahasan tentang cara membandakan kata sifat dan kata kerja. Selamat belajar dan semoga cepat bisa!!!